Beranda
/
News
/
Siaran-Pers
/
Siaran-Pers-Kepala-Badan-Gizi-Nasional
/
Sinergi BGN dan Komdigi, Perkuat Program MBG dan Literasi Digital
Sinergi BGN dan Komdigi, Perkuat Program MBG dan Literasi Digital
Siaran Pers • 17 Mei 2025

Sumber:
Internal BGNKarawang - Badan Gizi Nasional bersama Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia menggelar kegiatan bertajuk "MBG dan Doa Bersama untuk Generasi Sehat di Era Digital" di Pondok Pesantren Albaghdadi, Karawang pada Sabtu (17/05). Acara ini menjadi wadah sinergi antara program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah dengan penguatan literasi digital bagi generasi muda, dalam rangka mewujudkan Generasi Emas 2045 yang sehat fisik dan mental.
Kegiatan yang diselenggarakan di Ponpes Al Baghdadi, Dusun Sasak, Desa Amansari, Kecamatan Rengasdengklok ini, merupakan bagian dari upaya percepatan penurunan prevalensi stunting nasional, merujuk data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengenai Hasil Survey Status Gizi Indonesia 2024, angka prevalensi stunting sebesar 19,8%. Terjadi penurunan sebesar 1,7% dari tahun 2023 (21,5%). Program MBG, yang menargetkan penurunan stunting hingga 14% di tahun 2024, kini diperluas jangkauannya.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa program MBG menyasar kelompok rentan gizi, mulai dari Ibu hamil, Ibu menyusui, Balita, anak usia PAUD hingga SMA, termasuk juga di lingkungan pesantren.
"Untuk menjalankan program ini, kami menyiapkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)," ujar Dadan Hindayana.
"Infrastruktur SPPG dapat disiapkan oleh masing-masing pesantren atau melalui investasi dan hibah. Fasilitas ini kemudian dikelola oleh Badan Gizi Nasional, dengan setiap SPPG dilengkapi Kepala SPPG, yaitu SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia) serta SDM seperti ahli gizi, akuntan, dan tenaga ibu-ibu dari masyarakat lokal sebagai juru masak. Bahan baku pasok juga diproduksi dan dipasok dari masyarakat lokal, sehingga turut meningkatkan ekonomi daerah," jelas Dadan.
Dadan Hindayana merincikan lebih lanjut mengenai operasional SPPG. Setiap SPPG diperkirakan akan menerima anggaran kurang lebih Rp 10 miliar per tahun untuk melayani sekitar 3.000 penerima manfaat. Untuk pondok pesantren, alokasi anggaran disesuaikan dengan jumlah santri penerima manfaat.
"Jika ada 3.000 penerima manfaat santri, anggarannya kurang lebih sama. Mekanismenya, pesantren akan mengelola anggaran tersebut dengan mengalokasikan 85% untuk bahan baku makanan dan 25% untuk biaya pekerja (tenaga masak dan pendukung lainnya)," jelasnya.
la juga menambahkan, "Jika pondok pesantren ini menambah jumlah santri menjadi 6.000 penerima manfaat, maka akan terdapat dua SPPG dan menerima anggaran sekitar Rp 20 miliar per tahun. Saat ini, Popes Albaghdadi memiliki satu SPPG."
Sejalan dengan fokus gizi, kegiatan Doa Bersama ini juga menekankan pentingnya literasi digital. Direktur Komunikasi Publik Komdigi, Bambang Dwi Anggono, menyampaikan "acara ini tidak hanya menjadi sarana refleksi dan doa untuk keberhasilan program MBG, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi dan literasi digital bagi anak-anak di era teknologi."
Selain doa bersama, acara dimeriahkan sesi dakwah jenaka oleh artis pelawak yang
menyampaikan pesan terkait gizi dan perlindungan anak di ruang digital dengan cara yang ringan dan interaktif. Pendekatan ini diharapkan membuat pesan penting lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Acara ini dihadiri oleh kurang lebih 50.000 peserta, termasuk tokoh agama, masyarakat, dan komunitas pesantren. Berbagai aktivitas pendukung seperti photo booth dan lomba konten media sosial turut meramaikan kegiatan, memperluas jangkauan pesan program MBG dan literasi digital melalui kanal daring seperti Rubika dan Genbest.
Kegiatan ini juga merupakan bagian dari implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak. Bambang Dwi Anggono menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan ruang digital yang aman dan edukatif bagi generasi muda Indonesia di tengah tantangan era digital.
Melalui sinergi program gizi dan penguatan literasi digital ini, Badan Gizi Nasional dan Kementerian Komunikasi dan Digital berharap masyarakat semakin memahami pentingnya pemenuhan gizi anak dan pengawasan digital sebagai fondasi kuat untuk mencapai Generasi Emas 2045 yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia.
Biro Hukum dan Humas
Badan Gizi Nasional