Berita

/

Siaran Pers

/

Siaran Pers Deputi Sistakol

/

Kolaborasi MBG dan Sektor Peternakan: Peluang Emas bagi Investor Sapi Perah dan Pedaging

Kolaborasi MBG dan Sektor Peternakan: Peluang Emas bagi Investor Sapi Perah dan Pedaging

Siaran Pers 3 Juli 2025

picture-Kolaborasi MBG dan Sektor Peternakan: Peluang Emas bagi Investor Sapi Perah dan Pedaging

Surabaya – Ketersediaan daging sapi dan susu segar di Indonesia masih jauh dari mencukupi kebutuhan nasional. Sebagai langkah konkret untuk mempercepat peningkatan populasi sapi perah dan sapi pedaging, pemerintah menggelar business matching dan talk show bertema “Kolaborasi Pemenuhan Kecukupan Daging dan Susu Sapi”, Kamis (03/07).

Salah satu narasumber utama, Prof. Dr. Ir. Sitti Aida Adha Taridala, M.Si., selaku Direktur Tata Kelola Pemenuhan Gizi, menyampaikan presentasi berjudul “Jaminan Pasar Investor Sapi Perah dan Sapi Potong dengan Program MBG”. Dalam paparannya, Sitti menjelaskan bahwa sejak dijalankannya Program MBG (Makanan Bergizi Gratis), kebutuhan konsumsi susu per kapita di Indonesia meningkat hingga 2–3 kali lipat.

“Dengan target 82,9 juta penerima manfaat pada akhir 2025, permintaan terhadap susu dipastikan melonjak. Ini menjadi peluang strategis bagi investor di sektor sapi perah,” ujarnya. Saat ini, produksi susu dalam negeri baru mampu memenuhi sekitar 21,5% dari kebutuhan nasional sebesar 40 juta ton per tahun. Program MBG, yang digagas pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan dan gizi masyarakat, memperbesar kebutuhan susu di berbagai daerah, khususnya melalui permintaan dari satuan layanan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Meski permintaan meningkat, pemerintah menegaskan bahwa kualitas tetap menjadi prioritas. Susu yang digunakan dalam Program MBG wajib memenuhi standar yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN), yaitu susu plain dengan minimal kandungan fresh milk 20%, serta ukuran saji disesuaikan: 115 ml untuk PAUD dan SD, serta 125 ml untuk SMP dan SMA.

Acara ini turut dihadiri oleh berbagai pihak strategis, termasuk perwakilan dari PT Global Dairy Alami, Kementerian PUPR, Kementerian Pertanian, serta sejumlah perusahaan dan investor di sektor peternakan dan pangan.

Pemerintah juga mendorong kerja sama antara investor dan koperasi lokal atau BUMDes guna menciptakan ekosistem ekonomi sirkular yang berkelanjutan. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat rantai pasok daging dan susu sekaligus memberdayakan masyarakat daerah.

Biro Hukum dan Humas

Badan Gizi Nasional