Beranda
/
News
/
Siaran-Pers
/
Bukan Sekedar Makan Gratis, MBG Akan Serap Pasokan Hasil Pangan di Daerah
Bukan Sekedar Makan Gratis, MBG Akan Serap Pasokan Hasil Pangan di Daerah
Siaran Pers • 20 Maret 2025

Sumber:
Dokumen Milik BGNBerlangsung selama tiga hari di Hotel Bidakara Jakarta, acara ini turut menghadirkan sekitar 1.000 peserta, mulai dari perangkat desa, perwakilan dari organisasi kemasyarakatan, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan sebagainya. Selain itu, Ketua Umum Desa Bersatu, Muhammad Asri Anas, Menteri Desa, Yandri Susanto dan sejumlah pejabat turut meramaikan acara.
Muhammad Asri Anas menegaskan bahwa Rakornas ini merupakan wadah yang efektif untuk berdialog terkait penguatan kapasitas desa dalam pembangunan ekonomi bebasis koperasi, peningkatan peran desa dalam implementasi program nasional serta tata kelola desa yang lebih transparan dan akuntabel.
Rakornas Desa 2025 bukan hanya sebagai agenda tahunan yang rutin diadakan, namun juga ajang yang strategis untuk menyusun penguatan kapasitas desa dalam pembangunan nasional. Sejalan dengan target utama tersebut, Badan Gizi Nasional optimis kedepannya dapat ikut serta dalam menggerakkan roda perekonomian desa melalui program MBG.
Dadan juga mengatakan bahwa, “saat ini hal yang sangat krusial dalam program MBG adalah rantai pasok lokal. Hingga akhir 2025, BGN akan membangun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebanyak 30.000 titik, dimana setiap SPPG akan didorong untuk memenuhi supply bahan baku yang utamanya berasal dari masyarakat sekitar. Bahan baku yang dibutuhkan dari petani, peternak, nelayan dan UMKM di setiap daerah dapat dikoordinir oleh BUMDes atau koperasi,” tegasnya.
Selain itu, BUMDes atau koperasi dapat menggerakkan masyarakat sekitar untuk meningkatkan produktivitas lahan dan pengaturan penanaman agar dapat dilakukan rotasi jenis tanaman serta waktu pemanenan sesuai dengan menu MBG yang dirancang. Menu harian MBG sangat fleksibel menyesuaikan potensi sumber daya lokal dan karakteristik makanan daerah, karena tidak ada ketetapan standar menu nasional melainkan standar gizi nasional.