Berita

/

Berita

/

Optimalisasi Program MBG Perlu Inovasi dan Kolaborasi Lintas Sektor

Optimalisasi Program MBG Perlu Inovasi dan Kolaborasi Lintas Sektor

Berita 14 Juni 2025

picture-Optimalisasi Program MBG Perlu Inovasi dan Kolaborasi Lintas Sektor

Jakarta — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah berjalan sejak awal Januari 2025, dan menjadi salah satu program unggulan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak. 

Namun demikian, pelaksanaannya masih membutuhkan banyak perbaikan melalui inovasi dan kolaborasi lintas sektor mulai dari pemerintah pusat, daerah, swasta, akademisi, dan masyarakat sipil dalam mendukung keberhasilan program ini.
Hal ini disampaikan Ikeu Tanziha selaku Pakar Gizi Badan Gizi Nasional (BGN) melalui BGN Talks yang ditayangkan secara daring, Sabtu (14/6).  

"Jadi, kita butuh masukan inovasi untuk efisiensi pelaksanaan, pengolahan, efisiensi dalam dristibusi, efisiensi dalam pengadaan bahan makanan. Makanya kita harapkan kerja sama antar lembaga karena tidak mungkin ini bisa berjalan secara optimal kalau hanya BGN sendiri," ujarnya. 

Kata Ikeu, Indonesia sebenarnya sudah pernah menjalankan program sejenis di masa lalu, namun tidak berlanjut karena sejumlah tantangan dalam implementasi. Maka dari itu, MBG kali ini dirancang  berdasarkan pengalaman dari negara lain yang sukses menjalankan program hingga kini. 

"Program MBG ini kita sudah berjalan sekian lama, dari situ kita juga belajar. Tapi kita sebelumnya sudah belajar ke negara-negara lain. Indonesia (dulu) juga memang sudah ada (Program MBG) tapi tidak berlanjut ya," ungkapnya. 

"Kita belajar dari yang sudah kita lakukan dulu, belajar dari negara-negara lain. Dari situ, kita banyak inovasi, inovasi dari pelaksanaan, inovasi teknologi, inovasi dari peralatan," lanjut dia. 

Gizi Pondasi Kesehatan

Menurut Ikeu, gizi merupakan pondasi utama kesehatan. Ketika gizi tercukupi maka berdampak langsung terhadap kemampuan seseorang dalam beraktivitas, berkonsentrasi, hingga mengelola emosi.

"Gizi itu adalah pondasi kesehatan. Tanpa gizi yang baik kita tidak bisa melakukan aktivitas. Tanpa gizi yang baik kita tidak bisa konsentrasi, tanpa gizi yang baik kita tidak bisa mengontrol emosi kita. Karena gizi itu sangat mempengaruhi kondisi emosi dan aktivitas," ungkapnya. 

Ikeu mendorong keluarga untuk membiasakan pola makan beraneka ragam pangan. Pasalnya, tidak ada satu jenis makanan pun yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh kecuali air susu ibu (ASI) yang idealnya dikonsumsi bayi berusia 0–6 bulan saja.

"Untuk keluarga, makanlah beraneka ragam pangan karena tidak ada satupun yang gizinya komplit kecuali ASI. Sayangnya ASI itu hanya sampai bayi ya, 0-6 bulan," pesannya.

Biro Hukum dan Humas
Badan Gizi Nasional