FAQ BGN
Kupas Tuntas Semua Pertanyaanmu untuk Mengenal BGN Lebih Dekat
Di sini, Anda akan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan terkait program dan inisiatif kami dalam meningkatkan gizi masyarakat Indonesia. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menghubungi kami.
-
Program Pelaksanaan Program Makan Bergizi tahun 2025 akan dilaksanakan di 5000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam 2 bentuk
- BGN akan membangun SPPG sebanyak 1542 unit
- Kerja sama BGN dengan Lembaga Negara/Pihak Ketiga sebanyak 3458 unit
Mekanisme program menggunakan skema Bantuan Pemerintah (Banper)dengan target penerima manfaat 15 juta -16,5 juta jiwa
-
Setiap hari sekolah (Senin sampai Jumat/Sabtu), kecuali hari libur
-
Selama Ramadan, penerima manfaat MBG akan mendapatkan bingkisan makanan yang bisa dibawa pulang dan dinikmati saat berbuka.
-
Keputusan model program ini diambil berdasarkan hasil studi banding kunjungan ke beberapa negara yang berhasil melakukan program makan bergizi dan sesuai budaya dan kearifan lokal kita
-
Sudah melalui koordinasi kementerian dan lembaga yang dilakukan
-
Kegiatan pemantauan dan pengawasan selalu dilakukan secara berkala dan terukur maka program makan bergizi ini ditargetkan berhasil
-
Multiplier effect dari program ini sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar SPPG. Terbangunnya SPPG dapat mengerakkan petani, peternak, dan nelayan giat menghasilkan produk yang menjadi bahan baku program makan bergizi dan secara langsung akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan dan terbangunnya ekonomi sirkular di wilayah tersebut.
-
Memitigasi risiko timbulnya masalah tersebut
-
Dengan adanya program makan bergizi ini anak-anak di sekolah tetap dapat melakukan pembelian di warung warung dan kantin sekolah
-
Evaluasi program makan bergizi merupakan proses yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan program, mengidentifikasi area yang perlu perbaikan, dan memastikan bahwa program tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut adalah beberapa komponen penting dalam sistem evaluasi program makan bergizi:
1. Penentuan Indikator Kinerja, Mengukur sejauh mana program berjalan sesuai rencana, seperti- Jumlah makanan yang didistribusikan,
- Cakupan peserta yang mendapat makanan apakah sudah sesuai dengan data penerima
- Frekuensi pemberian makanan.
- Dilihat status gizi, serta penurunan angka kekurangan gizi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat
2. Pengumpulan Data,
- Data Kuantitatif: Data yang dapat diukur secara numerik, seperti berat badan, tinggi badan, dan jumlah peserta
- Data yang menggambarkan persepsi, pengalaman, dan pendapat peserta, seperti wawancara dengan peserta.
3. Evaluasi akan dilaksanakan di setiap bagian dari pelaksanaan program baik dari sisi penyediaan bahan baku, SPPG maupun Penerima Manfaat dengan memperhatikan indikator kinerja dan target pencapaian yang telah dirancang oleh Bappenas
-
Untuk mengukur keberhasilan program ada 2 tahap :
1. Jangka pendeknya bisa menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU) :- Tepat Sasaran penerima manfaat makan bergizi
- Identifikasi peningkatan konsumsi makanan bergizi,
- Penurunan angka kekurangan gizi dan
- peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan yang bergizi
2. Jangka panjangnya bisa melakukan identifikasi dampak dari program tersebut terhadap masyarakat,
- Seperti perubahan perilaku makan dan peningkatan status gizi anak
- Penghematan biaya Kesehatan
-
Pemerintah sudah melakukan kalkulasi matang kecukupan anggaran. Program makan bergizi merupakan program strategis Nasional sehingga perlu di prioritaskan.
-
Anggaran 10.000 adalah untuk memberi bahan makanan dalam jumlah besar, sehingga harganya lebih murah tapi tidak mengurangi kualitas gizi. Besaran untuk tiap porsi ini juga ditentukan oleh penerima manfaat dalam hal ini anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui dan balita yang memiliki karateristik masing-masing dalam porsinya. Selain itu, di setiap SPPG juga ada ahli gizi. Melalui ahli gizi tersebut akan dibuat menu gizi seimbang sesuai dengan Pedoman Standar Gizi dan Perencanaan Menu yang mengacu pada standar Kementerian Kesehatan.
-
Nasi, Lauk, Sayur, dan buah, tanpa susu. Ket: susu hanya diberikan untuk daerah-daerah yang dekat dengan sentra peternakan sapi perah, dan hanya diberikan 2-3 kali perminggu. Untuk daerah lain yang tidak dekat dengan sentra tersebut, kebutuhan kalsium dapat diganti dengan bahan pangan sumber kalsium lain dan proteinnya dapat diganti dari makanan berbahan tumbuhan.
-
Kepala SPPG dibantu oleh Ahli Gizi yang ada di masing masing SPPG
-
Menu bergizi yang telah disesuaikan dengan Angka Kecukupan Gizi masing-masing penerima manfaat termasuk ibu hamil, dan ibu menyusui.
-
Kontrol kualitas makanan yang akan diberikan selalu dilakukan oleh Kepala SPPG dan ahli gizi dengan mekanisme makanan sebelum disajikan diperiksa dan dipastikan terkemas dalam keadaan higienis dengan beberapa langkah :
- SPPG selalu memisahkan sample makanan yang diberikan pada hari itu untuk dilakukan uji lab
- SPPG selalu menjaga hygienitas makanan yang disajikan
- SPPG selalu dibersihkan setiap hari dan melakukan pest control setiap 1 minggu
- BGN memitigasi risiko terkait keamanan pangan di antaranya penerapan NKV
- BGN juga mengembangkan SOP jika terjadi keracunan makanan
-
BGN menerapkan SOP keamanan pangan yang ketat serta manajemen risiko untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya keracunan makanan.
-
Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan sumber gizi yang kaya dan bergizi tinggi. Berikut adalah kandungan gizi daun kelor per 100 gram:
Kandungan Gizi Makro- Kalori: 64 kkal
- Protein: 6,7 gram
- Lemak: 1,4 gram
- Karbohidrat: 8,3 gram
- Serat: 2,3 gram
Vitamin- Vitamin A: 756 μg (75% AKG)
- Vitamin B1 (Tiamin): 0,2 mg (15% AKG)
- Vitamin B2 (Riboflavin): 0,5 mg (25% AKG)
- Vitamin B3 (Niasin): 2,2 mg (11% AKG)
- Vitamin B6: 0,2 mg (10% AKG)
- Vitamin C: 220 mg (367% AKG)
Mineral- Kalsium: 185 mg (19% AKG)
- Fosfor: 70 mg (7% AKG)
- Kalium: 1.080 mg (32% AKG)
- Magnesium: 45 mg (11% AKG)
- Zat besi: 4 mg (22% AKG)
- Seng: 0,8 mg (5% AKG)
Kandungan Lain- Antioksidan: Tinggi
- Asam amino esensial: 9 jenis
- Isothiosianat: Anti-inflamasi dan anti-kanker
Manfaat- Meningkatkan kesehatan mata
- Membantu mengurangi tekanan darah
- Meningkatkan kesehatan kulit
- Membantu mengurangi risiko penyakit kronis
- Meningkatkan kekebalan tubuh
Sumber:- USDA (United States Department of Agriculture)
- Badan Kesehatan Dunia (WHO)
-
Susu sebagai produk tidak wajib dalam program makan bergizi. Susu diberikan kepada penerima manfaat yang tinggal di wilayah yang dekat dengan sentra sapi perah
-
Kepala SPPG harus memastikan setiap hari bahwa pengiriman makanan dilakukan dalam kondisi yang aman dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Kepala SPPG harus mempunyai perencanaan dalam situasi darurat berkoordinasi dengan Pemerintah setempat.
-
Stok pangan saat ini mencukupi. Selain itu juga dilakukan kerja sama dengan lembaga terkait penyediaan dan ketersediaan
-
Untuk kebersihan sudah terjamin, karena setiap SPPG telah melakukan prosedur yang mengutamakan higienitas mulai dari persiapan, pengolahan/produksi, pemorsian, hingga pendistribusian
-
- Mekanisme melalui Bantuan Pemerintah dengan model at cost (Pembayaran dilakukan berdasarkan pengajuan pembelian bahan baku)
- Pembelian bahan baku dengan penggunaan sistem e-katalog (koperasi/bumdesa sebagai penyedia bahan baku)
- Pengendalian dan operasionalisasi SPPG dilakukan oleh Kepala SPPG () bekerjasama dengan penerima bantuan (yayasan), dimana pencairan hanya bisa dilakukan bersama antara penerima bantuan dan Kepala SPPG (perwakilan BGN) dan ini menggunakan mekanisme perbankan yang diatur ketentuannya oleh BGN
- Monitoring oleh Kedeputian Bidang Pemantauan dan Pengawasan Badan Gizi Nasional
-
Kepala SPPG mendapatkan pelatihan khusus untuk mengatasi permasalahan-permasalahan seperti ini
-
BGN menempatkan 1 orang kepala SPPG di setiap SPPG
-
Program MBG merupakan salah satu program strategis nasional yang diberikan secara cuma cuma kepada penerima manfaat. BGN memiliki kedeputian pemantauan dan pengawasan yang bertugas melakukan pengawasan kegiatan program makan bergizi di seluruh SPPG dan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta pihak-pihak terkait yang dapat menindak kasus ini.
-
Pengaduan bisa dilakukan dengan menyampaikan melalui saluran pengaduan masyarakat yang dibangun oleh BGN melalui lapor.bgn.go.id
-
Koordinasi lintas kementerian dilakukan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) dan Kementerian Koordinator Pangan untuk K/L yang terlibat seperti Kemendagri, Kemenkop, KemenUMKM, Kementterian Pertanian, KKP, KemenLH, Kemen PUPR, KemenATR/BPN
-
Melalu website mitra.bgn.go.id
-
Ralat → Jumlah SPPG BGN berjumlah 30 ribu untuk menjangkau 82,9 Juta Penerima manfaat
Saat ini ada 937 SPPG yang akan beroperasi di triwulan pertama tahun 2025
-
Tidak akan tumpang tindih, karena dilakukan koordinasi secara berkala dengan program bansos dari k/l lain. MBG ini menyasar penerima manfaat yang khusus dan tidak adan pembatasan pada daerah tertentu, lebih masif pada seluruh propinsi
-
Bantuan pemerintah ini lebih menstimulasi pergerakan ekonomi yang ada dalam suatu daerah sampai level desa, diharapkan bantuan ini akan dikurangi sedikit demi sedikit seiring dengan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat yang terlebih dahulu sudah diberikan edukasi tentang gizi
-
Yayasan yang anaknya bersekolah di sekolah umum dan keagamaan akan mendapat manfaat juga dari program ini
-
- Pemberian dilakukan setiap 1 minggu 2 kali
- Tidak ada persyaratan tertentu dan bersifat umum
-
Tidak Benar
-
Bahan baku produk makan bergizi bebas PPN